Pidato Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Pada Upacara Hari Guru Nasional, 25 November 2018

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Dengan mengucap alhamdulillah, marilah kita peringati Hari Guru Nasional tahun 2018 ini dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan yang Maha Kuasa, karena rahmat dan anugerah-Nyalah hari ini kita masih bisa berkhidmat dan mengabdikan diri di dunia pendidikan demi kemajuan dan kecerdasan putra- putri bangsa Indonesia.

Atas nama pribadi dan pemerintah, saya menyampaikan ucapan selamat kepada semua guru dan tenaga kependidikan Indonesia, baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan atas dedikasi, komitmen, dan segala ikhtiar yang telah dilakukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kesempatan yang sangat baik ini pula, mari kita berdoa, semoga martabat guru semakin dijunjung tinggi seiring dengan meningkatnya profesionalisme, yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan, dan dedikasi dalam menjalankan tugas mulianya.

Di tengah-tengah perayaan Hari Guru Nasional ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi keprihatinan atas beberapa bencana. Dua yang terbesar baru terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Tidak kurang dari 22 ribu orang guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik telah menjadi korban, baik yang meninggal dunia, luka berat, kehilangan sanak keluarga, maupun yang kehilangan tempat tinggal. Doa terbaik dari kita semua untuk para guru dan tenaga kependidikan yang terdampak bencana tersebut. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan ketabahan dan kekuatan kepada para guru beserta keluarganya.

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,

Tema Hari Guru Nasional tahun 2018 adalah "Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad XXI". Tema tersebut dipilih mengingat tantangan pendidikan di abad XII semakin berat. Hal ini meniscayakan peningkatan profesionalisme menyangkut sikap mental dan komitmen para guru untuk selalu meningkatkan kualitas agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
 
Revolusi industri keempat yang sudah merambah ke semua sektor harus disikapi dengan arif karena telah mengubah peradaban manusia secara fundamental. Untuk itu, diperlukan guru yang profesional; guru yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang supercepat tersebut untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dengan kompetensi global.

Akan tetapi, walaupun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi setiap peserta didik. Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integritas dan kepribadian; guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Tugas guru sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter peserta didik dalam kehidupannya, termasuk dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi secara bijak serta sebagai inspirator bagi anak didiknya.

Saat ini kurang bijak rasanya jika kita hanya menyalahkan dahsyatnya perkembangan teknologi informasi. Kita harus mampu mengarahkannya menjadi potensi positif alih-alih terkena dampak negatifnya. Terlebih pada tahun 2019 yang akan datang, penetrasi revolusi industri keempat tersebut akan masuk semakin dalam ke berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan profesionalisme guru menjadi penting karena hal itu merupakan salah satu syarat utama dalam pewujudan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter serta menguasai kecakapan abad XII yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik.

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,

Kita tahu bahwa Indonesia telah memenuhi kriteria sebagai negara besar jika dilihat dari ukuran wilayah, jumlah penduduk, kekayaan alam, dan keragaman budayanya. Keunggulan komparatif ini harus kita kejar dengan keunggulan kompetitif di bidang SDM. Kita bersyukur bahwa saat ini konsentrasi pemerintah pada pembangunan SDM semakin besar seiring dengan upaya menggenjot pembangunan infrastruktur. Dua hal yang merupakan prasyarat untuk menjadi negara maju. Pada saat kemajuan infrastruktur sudah sedemikan baik maka tidak ada pilihan lain kecuali harus menyiapkan SDM yang unggul dengan kompetensi global. Untuk itu, kita bertekad agar pada masa-masa mendatang para guru dapat semakin berpacu mengambil peran sentral menyiapkan SDM tersebut.

Selanjutnya, dalam rangka perluasan akses, pemerataan mutu, dan percepatan terwujudnya guru profesional, pada tahun yang akan datang Kemendikbud akan menerapkan Kebijakan Sistem Zonasi. Kebijakan Sistem Zonasi diharapkan akan mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh tanah air.
 
Sistem zonasi tersebut diharapkan akan memudahkan penanganan dan pengelolaan guru, mulai dari distribusi, peningkatan kompetensi, pengembangan karir, dan penyaluran bantuan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Kegiatan-kegiatan itu dapat dilakukan melalui kegiatan di kelompok/musywarah kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah (KKG, MGMP, KKS, MKPS, KKPS, atau MKPS).

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,

Setidaknya, terdapat tiga ciri guru profesional yang harus dimiliki oleh para guru. Pertama, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan keahlian inti sebagai pendidik. Perubahan zaman mendorong guru agar dapat menghadirkan pembelajaran abad XXI, yaitu menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Hal tersebut tentu tidak akan dapat diwujudkan jika para guru berhenti belajar dan mengembangkan diri.

Kedua, seorang guru yang profesional hendaknya mampu membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman. Bersama teman sejawatnya pula guru terus merawat muruah dan menguatkan posisi profesinya. Jiwa korsa guru harus senantiasa dipupuk agar dapat saling membantu dan mengontrol satu sama lain.

Ketiga, seorang guru yang profesional hendaknya mampu merawat jiwa sosialnya. Para guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan yang sesungguhnya, yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia sebagai panggilan jiwa. Dengan segala tantangan dan hambatan, para guru Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa.

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,

Akhirnya, marilah kita jadikan Hari Guru Nasional ini sebagai semangat untuk terus membangun peradaban bangsa sehingga Indonesia menjadi bangsa yang berbudaya, cerdas, bermutu dan berkarakter, serta mampu bersaing dalam kancah pergaulan global.

Bangsa ini menitipkan amanah kepada Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati untuk memelihara, mengembangkan jati diri, dan membentuk karakter generasi penerus bangsa agar bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan penuh toleransi. Sungguhlah tugas yang amat berat bila dipikul seorang diri. Maka dari itu, marilah kita bergandeng tangan menunaikan tugas mulia ini. Di pundak Bapak dan Ibu Guru, kami gantungkan masa depan bangsa ini.
 
Sekali lagi, saya ucapkan selamat Hari Guru Nasional tahun 2018. Semoga Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, selalu melindungi kita semua dalam mengemban tugas yang mulia ini.

Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jakarta, 25 November 2018

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,



Muhadjir Effendy

Share this Post

Visi kami
Terwujudnya pendidikan dan pengajaran yang Islami, bermutu, berdaya saing tinggi serta berakar di masyarakat